Text
Tak enteni keplokmu. Tanpa bunga dan telegram duka
Awalnya hanyalah mengenai lukisan celeng, tapi kemudian buku ini bercerita tentang politik, mental, tingkah laku, kemunafikan, kekejaman, kejahatan, dendam, nafsu, naluri, dan nasib manusia yang laksana celeng. Buku ini bagaikan mengulang kata-kata filsuf Firedrich Nietzsche: binatang buas itu belum mati, dalam peradaban modern ini binatnag buas itu masih hidup, makin hidup, malahan ia diilahikan.
B000270 | 08 Sin t | Perpustakaan STFSP - A (A0) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain